TEL
AVIV - Pemerintah Israel memperingatkan kelompok Hamas untuk
menghentikan serangan roket mereka. Israel memberikan waktu 36 jam atau
akan melancarkan serangan lebih besar k
e Perbatasan Gaza.
"Kondisi saat ini ada di persimpangan jalan. Entah kita bisa tetap
tenang atau memperluas operasi, termasuk mengambil keputusan militer
yang lebih luas (serangan darat)," ucap Menteri Keuangan Israel Yuval
Steinitz, seperti dikutip AFP, Senin (19/11/2012).
Israel turut
memberikan syarat agar gencatan senjata disepakati. Mereka mendesak
agar Hamas berhenti menembakan roket ke dalam wilayah Israel selama
beberapa tahun. Namun tidak dijelaskan jangka waktu yang diminta oleh
Negara Yahudi tersebut.
Selain itu, Israel juga meminta agar
Hamas tidak lagi menyelundupkan senjata ke wilayah gaza. Syarat-syarat
ini adalah bagian dari enam proposal yang diminta oleh Israel dalam
negosiasi dengan Hamas di Kairo, Mesir saat ini.
Sebagai
tambahan, Israel juga diperbolehkan untuk memburu kelompok yang
melakukan serangan roket ke dalam wilayah Gaza. Hal ini bisa dilakukan
bila memang mereka mendapatkan informasi mengenai pelaku serangan
tersebut.
Namun petinggi Hamas Moussa Abu Marzuk menegaskan,
pihaknya tidak akan menerima pembentukan "sabuk keamanan" di wilayah
timur Gaza. Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
memperingatkan pihaknya akan memperluas langkah operasinya.
Hal
ini termasuk mengerahkan 75.000 pasukan cadangan. Netanyahu sudah
mempersiapkan penambahan tersebut dan membuka kemungkinan dilakukannya
serangan darat dari Israel ke Gaza.
Pembicaraan gencatan
direncanakan akan dilakukan sepenuhnya di mesir. Perdana Menteri Turki
dan Emir Qatar akan berada di Kairo, bersama dengan perwakilan Israel
dan perwakilan dari kelompok pejuang Hamas dalam melakukan negosiasi
gencatan senjata ini.
Hamas: Gencatan Senjata Adalah Eksperimen Israel!
GAZA - Pejabat senior Hamas Salah al-Bardawil mengatakan, sayap militer
Hamas memiliki persenjataan yang sanggup menangkal serangan darat
Israel. Hamas pun memandang proses gencatan senjata sebagai sebuah
eksperimen dari Israel.
"Musuh kami harus sadar akan fakta
bahwa, kami sudah sangat berpengalaman dan kami akan terkejut bila
menyaksikan babak selanjutnya dari krisis ini, sama seperti babak awal
yang kami hadapi," ujar Bardawil yang menyinggung isu gencatan senjata,
seperti dikutip Ynet, Selasa (20/11/2012).
Bardawil turut
memandang gencatan senjata itu bak balon yang digunakan untuk
memprediksikan cuaca. Pemimpin Hamas Khaled Meshal juga menyebut ancaman
serangan darat Israel sebagai gertak sambal.
Bersamaan dengan
itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung menolak usulan
gencatan senjata yang diprakarsai Prancis dan Qatar. Netanyahu
berpendapat, gencatan senjata itu tidak akan menjadi jaminan akan
berhentinya serangan Hamas ke Israel.
"Israel tidak tertarik
dengan keterlibatan Prancis dan Qatar karena saya tidak mau merusak
mediasi yang dilakukan Mesir," ujar Netanyahu.
Sejauh ini,
Presiden Mesir Mohamed Mursi memperingatkan Israel bahwa, serangan darat
akan memunculkan konsekuensi negatif. Meshal pun menegaskan kembali,
siapapun yang memulai perang ini, perang harus segera dihentikan. Meshal
dan Pimpinan Jihad Islam Ramadan Abdullah Shalah pun siap bertemu untuk
menyepakati gencatan senjata.
Desakan gencatan senjata juga
muncul dari Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki
Moon, menjelang kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS)
Hillary Clinton ke Timur Tengah. Ban dan Clinton akan mengunjungi Israel
guna mendukung proses gencatan senjata, namun mereka tidak mengunjungi
Gaza.
0 komentar:
Posting Komentar