CERITA CINTA ANAK SMA
Karya Sri Hasih Nurhayati
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa di SMAN 1 Harapan, karena hari ini adalah hari penentuan kelas. Aku juga merasakan deg-degan, apakah aku masuk kelas IPA atau IPS, dan apakah aku masih bisa bersama-sama dengan sahabat-sahabatku.
Aku mengikuti langkah anak-anak sma harapan menuju papan pengumuman. Kulihat deretan nama-nama siswa kelas XI IPA berdasarkan nilainya, aku sangat bersyukur aku berada dideretan ketiga, kamudian aku melihat terus kebawah, aku senang karena ada nama sahabat-sahabat ku juga tercantum disana, dan dari sekitar 100 siswa hanya 30 yang masuk kelas XI IPA. Aku melihat disana ada nama Arya, sebuah nama yang taka asing lagi” bagiku
“hey” sebuah suara mengagetkan aku
Aku lalu menoleh kea rah suara. “hey juga. Eh kamu Ardi”
“gimana aku masuk kelas apa?” Tanya Ardi” kamu masuk kelas XI IPS 3” kataku
“hah yang bener aja” ardi kaget, dia langsung menerobos anak –anak yang sedang berkumpul melihat pengumuman itu, dia mencari kelas XI IPS 3 tapi tidak menemukan. Aku hanya senyum-senyum saja melihatnya
“mana Ray, gag ada kelas XI IPS 3” kata ardi meneriakiku
“hah masak sih, tadi ada, wah berati kamu gag dapat kelas Ar” kataku serius
“duh gimana donk” ardi terlihat panik, aku tak bisa menahan tawaku, melihat tingkah laku ARDI
“Eh kamu tuh, mau aja dibohongin, kamu masuk XI IPA, sama kayag aku” kataku kemudian menjelaskan Ardi, dan menariknya dari kerumunan anak-anak dari kelas X sampai kelas XII
“udah yuk, panas disini, mending kita kekantin” kataku .
Ardi masih terlihat bingung
“udah gag usah bingung, mending sekarang kita kekantin, kamu harus traktir aku”
Tapi sebelum aku pergi kekantin aku menuju kelas dulu, mencari TRI sedang Ardi mencari Arya tapi mereka tidak ada. Kemudian kami memutuskan untuk kekantin berdua aja. Ternyata dikantin aku bertemu dengan ARYA dan juga TRI sahabatku.
“hei udah dikantin aja nih, gag ngajak-ngajak” kataku
“ia nih, gag seru lo ARYA, kekantin gag ngajak-ngajak, udah sebagai gantinya kamu harus traktir kami” kata Ardi pada ARYA
“Tapi…” belum selesai arya selesai bicara sudah dipotong pembicaraannya oleh Ardi
“eh udah gag ada tapi-tapian” akhirnya arya hanya pasrah, yah dia emang sudah biasa menghadapi kami.
“ih Ardi tega banget sama Arya” kata tri kemudian
“eh kok belain sih, kalian tuh sama-sama salah, soalnya udah ninggalin kami” kataku pada Tri Tri hanya diam saja mendengar perkataanku.
“eh tapi tumben kalian kekantin bareng, diem-diem lagi”kataku kemudian setelah tersadar akan keanehan ini
“ah,,ehm,,,egag kok tadi kebetulan aja” jawab Tri, tapi agag gugup
“iya tadi kebetulan pas aku mau kekantin Tri juga mau kekantin, jadi barengan aja” kata Arya kemudian menambahkan
“yah what over lah, yang kalian harus traktir” kata Ardi menyambung.
Yah aku hanya diam saja, tapi aku jadi penasaran, karena gag biasanya tri dan Arya kekantin tanp aku dan Ardi, karena aku adalah sahabat Tri sedangkan Ardi adalah sahabat Arya. Dan aku sebenarnya aku agag sedikit jeolus dengan mereka. Tapi aku yakin Cepat atau lambat aku pasti tau
Setelah kejadian dikantin, aku melihat TRI ada perubahan sikap sediki, dia berubah menjadi sedikit jaim kalau dikelas apa lagi didepan Arya. Sebenarnya ada apa dengan mereka.
***
“eh ray aku pulang duluan yah, aku gag bisa ikut rapat OSIS, soalnya ada kepentingan mendadak” kata Tri ketika pulang sekolah
“oh iya, gag papa, tapi apaan emang” tanyaku pada Tri
“ini adek ku sakit, dan dirumah gag da siapa-siapa ortu ku lagi keluar kota” kata Tri
“oh ya deh, ati-ati aja ya, moga adek kamu cepet sembuh”
“iya makasih ya”
Kami kemudian berpisah didepan ruang sekertariatan OSIS, aku melihat didalam ruangan sudah ada rekan-rekan osis lainnya, aku langsung ikut mempersiapkan rapat, karena aku sekertaris OSIS, jadi aku berperan dalam jalannya acara rapat.
“oke teman-teman semuanya agenda rapat kita hari ini adalah persiapan menyambut bulan Romadhon, acara apa saja yang harus dilaksanakan, dan apa saja yang dibutuhkan” kataku memulai rapat ini. Rapat berjalan sekitar 1.5 jam. Kami membahas semua acara yang akan diadakan, dari melakukan acara buka bersama, sahur bersama, bakti sosial, pesantren kilat, drama islami, serta lomba-lomba dalam rangka mengisi bulan ramadhan.
Setelah selesai rapat aku siap-siap pulang sekolah, waktu sudah menunjukkan jam 3. Dan aku rasanya sudah capek.
“hai ya, kamu pulang sama siapa” Tanya Ardi
“oh, ardi, yah pulang sendiri, emang mau sama siapa lagi” jawabku
“mau aku anterin gag?”. Tanya Ardi
“serius mau anterin aku pulang?”.
“iya, soalnya kebetulan aku mau ke toko boku kan melewati rumah kamu”
“tapi aku bawa motor sendiri tadi” alasanku kemudian menolak
“ouh, yahgak papa. Motor kamu biar Andre yang bawa, kamu aku boncengin, soalnya kamu keliatannya capek banget, entar ada apa-apa lagi di jalan” kata Ardi. Aku tak bisa menolak ajakan Ardi, dia memang sahabatku yang paling baik. Tapi tiba-tiba aku teringat Arya. Cowok yang selama 3 tahun ini ada didalam hatiku. Sebisa mungkin aku ingin membuang perasaanku dengannya tapi tidak bisa. Dan seharian ini aku tak melihatnya, kecuali hanya dikelas, dirapat OSIS ini juga gag hadir.
“ayuk ra, naik malah ngelamun” ardi mengagetkanku
“oh iya, eh ardi, arya kok gag hadir rapat, kok dia gag ngomong-ngomong kalau gag hadir” tanyaku penasaran pada Ardi
“oh iya, aku lupa nyampeinnya, soalnya tadi konsen ke rapat, kata dia, dia ada perlu, aku juga gag tau apa, kelihatannya sih lagi buru-buru” kata Ardi.
“sori ya tadi aku lupa nyapein ke kamu” sambung ardi kemudian.
Aku hanya menganggug kecil. Apa ketidakhadiran Arya ada hubunganya dengan Tri. Apa sebenarnya mereka sedang janjian. Tapi aku kemudian membuang jauh-jauh perasaan itu.
“eh Ray, kamu kenapa sih, kok diem trus dari tadi” Ardi memecahkan lamunanku
“oh egag kok, aku lagi mikirin tentang acara-acara kita nanti” kataku berbohong
“ouh. Iya tenang aja semuanya pasti berjalan dengan lancar kok”
“amin” sahutku.
Kami melewati sebuah restoran mewah, pada saat itu, aku seperti melihat 2 sosok yang tidak asing lagi buatku. Aku melihat Tri dan Arya sedang makan berdua disana. Ku usap-usap mataku, setengah tak percaya. Tapi itu benar-benar mereka. Walau pun terlihat agag samar-samar tapi aku yakin jelas itu mereka. Karena aku melihat motor Arya dan mobil Tri terparkir disana.
“jadi benar mereka ada hubungan special” gumamku
“hah lo ngomong apa YA” kata Ardi
“eh, egag kok, itu em lo mau cari buku apa emang” kataku mengelak
“oh, ini aku mau cari novel, Tetralogi Laskar Pelangi”
“wah, keren tuh, entar aku pinjem ya” kataku pada Ardi
“iya tenang aja”.
“udah nyampe nih”kata ardi kemudian
“ouh iya, thanks ya ar and Andre udah bawain motor ku”
“iya sama-sama” sahut mereka. Lalu setelah pamitan mereka berdua meluncur ke toko buku
Sampai dirumah aku membanting badanku ke kasur, otak ku dan badanku terasa letih. Dan hatiku juga sedang kacau. Melihat Arya dan Tri bersama. Tak terasa air mataku mengalir. Cinta ku yang terpendam selama 3 thun belakangan ini, telah sia-sia sebuah penantian yang berujung derita. Dan mengapa harus sahabatku sendiri yang mendapatkan Arya. Jika orang lain mungkin aku bisa terima, entah apa yang akan terjadi besok.
Setelah itu aku mulai berubah menjadi murung. Aku jadi jarang berbicara, aku juga jarang dikelas. Karena ketika dikelas au melihat arya dan Tri maka hatiku akan sakit. Aku lebih senang menyendiri dibelakang kelas. Tri dan Arya tak tahu jika aku telah mengetahui hubungan mereka, mereka memang bisa menutupi pada teman-teman yang lain, tapi tidak denganku.
“ray, lo kenapa sih, sekarang jadi murung gitu, mana raya yang aku kenal dulu” ardi datang menghampiriku
Aku lalu cepat-cepat menghapus air mataku.
“ehm, egag kok gag papa” kataku
“lo nangis ya, ayo dong cerita sama aku ray”. Kata ardi sambil mengusap air mataku yang tak bisa aku tahan mengalir
“aku, aku kecewa di” kataku sambil terisak.
Ardi menarik kepalaku dan menyender dibahunya
“ya udah, lo sekarang kalau mau nangis- nangis aja jangan ditahan-tahan” kata ardi
Aku merasa nyaman dipundak ardi,
“makasih ya ar, kamu emang sahabat terbaikku”
Ardi diam. Pandangannya jauh menerawang kedepan. Ardi lalu mengajakku ke taman. Dia berusaha menghiburku, walau dia sebenarnya tak tahu dengan apa masalahku.
“aku memang gag tau, apa permasalahanmu, tapi aku gag mau lihat sahabatku yang paling baik ini menangis” kata ardi pada ku
“makasih ya ar, kamu emang baik banget” kataku
Sedang anak-anak dikelas ribut, karena aku dan ardi tiba-tiba menghilang setelah istirahat hingga bel akan pulang kami juga tidak muncul, hp ku sengaja aku matikan dan hp Ardi dia tinggal di tasnya. Untung saja hari ini tidak ada guru yang masuk, karena sedang diadakan rapat.
“kalau kamu butuh temen cerita, kamu bisa cerita sama aku” kata Ardi
Aku menarik nafas panjang. Lalu bercerita pada Ardi
“aku telah mencintai seseorang sejak aku duduk dikelas 2 SMP, hingga sekarang. Tpi aku tk pernah mengatakannya. Aku tk puny keberanian dan aku merasa bahwa aku tk pantas untuknya” aku berhenti sebentar dan ardi begitu sabar mendengar ceritaku
“hingga akhirnya kami lulus dan masuk dlam sma yang sama. Selama itu pula aku selalu mencintainya. Terkadang aku merasa sedih dan sakit ketika mendengarkan ceritanya tentang perempuan-perempuan yang kini menjadi kekasihnya. Seandainya dia tahu perasaanku selama ini, yang sangat tulus mencintainya”
Kataku panjang lebar
“jadi cowok yang kamu suka sekolah disini, dan artinya temen kita dong” kata Ardi.
“iya” kataku
“dan selama ini dia tak pernah mengetahui kalau aku mencintainya, sangat mencintainya. Tapi kini aku merasa bahwa penantianku dan tulusnya cintaku telah sia-sia dan tak ada artinya” kataku sambil menatap jauh kedepan dengan pandangan yang kosong
“sia-sia, maksud kamu dia tak menerima cintmu” kata Ardi
Aku menggelengkan kepalaku “lalu” ardi kemudian bertanya
“lebih dari itu. Cintaku bukan lagi tak terbalas, tapi hancur. Karena kini dia telah mencintai seseorang yang orang itu juga sangat dekat denganku”
Ardi menjadi semakin bingung
“memangnya siapa mereka”
“mereka adalah Arya dan Tri”
“what, jadi selama ini kamu suka sama Arya” ardi sangat kaget. Aku hanya menganggug
“sebenarnya yang buat aku aling sedih adalah, kenapa perempuan itu harus Tri, sahabatku sendiri. Dan selama ini tri tak pernah cerita. Kalau saja Tri cerita mungkin aku bisa lebih kuat”
“aku ngerti perasaanmu ray. Tapi kamu gag boleh sedih terus-terusan. Aku yakin ada orang lain, yang lebih saying sama kamu” kata Ardi menghiburku
“andaikan ada, mungkin aku belum bisa terima” kataku
“aku masih ingin sendiri dulu, aku belum siap untuk menerima hati yang lain” sambungku
Ardi diam. Dan entah berapa lama kami saling diam, sibuk dengan perasaan kami sendiri-sendiri. “yah kalau menurut kamu itu yang terbaik aku dukung” kata Ardi kemudian
“iya, makasih ya ar, udah mau denger ceritaku, tolong ya jangan kamu ceritakan dengan orng lain” kataku. Ardi hanya menganggug
“ya udah kita pulang yuk, udah jam 2 nih. Kata Ardi”
“aku belum pengen pulang ar, aku masih pengen disi, “kalau kamu mau pulang kamu pulang aja duluan gag papa kok” kata ku pada Ardi
“kalau kamu gagmau pulang, aku juga gag mau pulang, aku bakal temeni kamu disini, masak iya aku ninggali kamu sendirian disini” kata ardi sambil tersenyum
“makasih ya ar, kamu baik banget sama aku. Kenapa sih kamu baik banget sama kau”
Tanyaku pada Ardi
‘karena, karena aku, aku kan sahabat kamu ray, jadi wajar dong kalau ku baik sama kamu” jawab ardi.
Sore ini aku menghabiskan waktu bersama dengan ardi, aku ingin menenangkan fikiranku. Setelah jam 5 kami pulang. Tapi kami kekelas kami dulu ingin mengambil tas kami, dan setelah tiba depan kelas, kelas sudah terkunci rapat. Akhirnya ardi yang masuk kedalam lewat jendela. Karena ada satu jendela yang lupa penjaga kunci. Dia ambilkan tasku dan kemudian dia antarkan aku pulang
***
Setelah 2 minggu kejadian ditaman, Ardi tidak masuk sekolah. Saat aku telfon katanya dia lagi sakit jatuh dari motor. Aku telah berniat pulang sekolah ini berkunjung kerumahnya. Ketika aku akan keluar kelas, ada sms dari no baru.
“RAY, aku tunggu kamu di ruang sekertariat osis sekarang”
Aku penasaran lalu aku menuju ruang sekertariatan. Aku tak melihat siapa-siapa disana. Ah aku berkir bodoh sekali aku, mau percaya dengan sms gelap seperti itu, tapi ketika aku akan pergi meninggalkan ruang sekertariatan ada suara yang memanggilku dari dalam. Aku menoleh, aku tak melihat siapa-siapa kecuali, Arya. Sebenarnya dengan suasana hatiku yang sedang tak enak seperti ini, aku tak ingin bertemu dengan Arya, tapi aku tak mau dia curiga.
“arya, ngapain kamu disini, apa kamu yang sms aku tadi?”. Tanyaku
“iya, itu aku yang sms, kamu”. Arya berkata padaku
“emang ada apaan, kayagnya penting banget?” tanyaku
Arya kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Kemudian dia serahkan kepadaku. Ya Tuhan ini kan Buku Diary aku yang hilang 1 minggu yang lalu.
“kamu..!!!”aku kaget dan menatap ARYA
“aku nemuin nya di tempat parkiran motor” kata ARYA
“jadi kamu udah tau semuanya” tanyaku kemudian
Arya kemudian berdiri
“aku gag nyangka kalau kamu bisa memendam perasaan begitu lama, dan kenapa kamu tak pernah mencoba mengatakannya?” Tanya arya sambil menatapku.
Aku tak kuasa melihat tatapan Arya. Aku hanya menunduk
“aku…aku sadar kalau aku tak pantas buat mu arya, lagi pula setelah aku mempunyai keberanian untuk mengungkapkan padamu, kau telah menjadi milik Orang lain. Dan aku gag mau merusak hubungan mu dengan Tri” kataku tegar
“tapi bagaimana dengan perasaanmu sendiri?”.
“kamu gag usah pikirin perasaan aku, lagian gag penting juga. Dan sebaiknya kamu lupain aja semuanya anggap aja aku gag pernah punya perasaan ini, danaku juga akan melupakan semuanya, kamu gag usah kawatir” kataku sambil berdiri dan meninggalkan Arya masih berdiri terpaku
Aku kemudian pergi kerumah Ardi, aku lihat dia baik-baik saja.
“ah ardi, katanya sakit, kok baik-baik aja sih”
“em aku tadi emang sakit, tapi sekarang udah sembuh” alas an ardi
“di, tadi aku ketemuan sama Arya”
“hah, ngapain” Tanya ardi kaget
“ah biasa aj jangan kaget gitu, dia udah tau semuanya, sekarang aku lega, akhirna Arya bisa tau semuanya” aku berkata sambil tersenyum
“trus Arya gimana”
“yah aku minta dia untuk negelupain semuanya, dan gag usah inget-inget tentang ini.”
“tapi Arya tau dari mana?”
“dari buku diari ku, buku itu gag hilang tapi jatuh dan Arya yang nemuin”
“oh, baguslah” kata Ardi
***
Setelah itu aku berusaha sebisaku untuk melupakan Arya, dan usahaku berhasil. Hingga tak ada sedikitpun rasa ku pada ARYA lagi. Kami hanya menjalin persahabatan. Tapi aku justru merasa ada perubahan dengan Ardi. Dia tak seperti dulu. Hingga akhirnya aku menemukan jawabannya ketika aku pergi bermain kerumah Ardi.
“tante ardinya ada gag?” tanyaku pada mamanya Ardi
“akhir-akhir ini dia sering keluar tapi gag tau kemana, dia juga sering murung”
“lo emang kenapa tante?”
“sebenarnya tante gag boleh menceritakan ini sama kamu “ kata mamanya Ardi
“ada apa emang tante” kataku penasaran
“tante tau kalau kamu itu sahabatnya Ardi, tapi apa kamu selama menjadi sahabatnya Ardi kamu gag da perasaan sedikitpun?” kata mama Ardi sambil menatapku
“hah, maksud tante apa?” kataku kaget
“sebenarnya Ardi itu suka sama kamu, tante gag pernah melihatArdi suka sama orang seperti itu. Ardi itu termasuk orang yang susah untuk suka sama seseorang”
“apa, jadi..”
“iya, ardi suka sama kamu, tapi dia tau kalau kamu menyukai sahabtnya, Dia tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya sama kamu, karena menurut dia cinta tak harus memiliki” mamanya ardi berkata padaku
Aku tak bisa berkata apa-apa, aku bener-bener gag nyangka, kalau Ardi suka sama aku. Aku bingung, aku gag mau menyakiti sahabatku tapi aku juga belum siap untuk mengenal cinta lagi
“tante tau permasalahan kamu raya, tapi tante mohon, hanya kamu yang bisa buat Ardi tersenyum dan kembali seperti dulu, tante gag tega, melihat putra tante satu-satunya bersedih”
“iya tante, aku akan sebisa mungkin membuat Ardi kembali seperti dulu”. Kataku
Tiba-tiba dari pintu muncul Ardi. Dia kaget melihatku ada dirumahnya.
“Raya,kamu kok ada disini” Tanya Ardi
“ehm iya gag papa,aku pengen aja main, dan ngajak kamu jalan-jalan”kataku tersenyum
“jalan-jalan, tapi aku baru aja dari luar, masak mau jalan-jalan lagi”
“iya aku tau, tapi sekarang aku udah gag mau jalan-jalan, aku mau dirumah kamu aja, yuk main game” kataku kemudian sambil menarik tangan Ardi
Kami kemudian bermain game bersama, makan bersama, belajar bersama, dan nonton dvd faforit kami bersama, aku hanya ingin mengembalikan senyumnya. Setelah itu aku selalu meluangkan waktu ku bersama Ardi. Ardi menjadi bingung
“ray, kamu kenapa sih kok jadi begini sekarang, jadi baik banget sama aku”
“ehm, emang kenapa sih, kan aku sahabat kamu” kataku
“ouh Cuma sahabat nih, gag lebih” kata Ardi
“maksudnya” kataku. “egag kok, gag papa”.
***
Beberapa hari ini aku merasa ada yang aneh dengan diriku, aku selalu saja memikirkan ARDI. Apa mungkin jika aku mulai mencintai Ardi.
“Ray kamu kenapa sih, kok dari tadi diem aja” Ardi mengagetkanku
“ehm, egag kok, aku gag ngelamun, Ardi aku pengen Tanya sesuatu”
“Tanya apa”
“ehm kamu gag pengen punya pacar apa, yah maksud aku kau kan ganteng, baik cakep,pinter, masak gag da cewek yang suka sama kamu” kataku pada ARDI
“ehm, aku termasuk orang yang susah untuk suka sama orang Ray, dan ketika aku sudah mencintai seseorang, ternyata orang yang aku cintai udah suka sama orang lain”
“ouh, emang siapa perempuan itu, pasti special banget” kataku mencoba memancing Ardi
“yah dia memang special banget buat aku, aku paling gag bisa melihat dia menangis”
“lalu kenapa kamu gag coba tembak dia aja, siapa tau wanita itu udah suka sama kamu”
“gag mungkin ray, dia itu suka banget sama cowok lain”
“ih kamu dibilangin ngeyel, gag da yang gag mungkin tau” kataku jengkel juga. Aku memang berharap Ardi akan mengatakannya padaku perasaanya, tapi sepertinya semuanya hanya impian saja.
“ray, aku suka sama kamu” kata Ardi tiba-tiba, stelah kami beberapa lama saling diam. aku bener-bener spicles banget, Ardi langsung ngomong sekarang, aku tak menjawab hanya tersenyum
“ehm udahlah Ray, lupain omonganku tadi” tiba-tiba Ardi berdiri
“kenapa harus aku lupain, kamu gag mau tau jawan aku” kataku “aku juga suka sama kamu”sambungku kemudian.
Ardi kaget, senang dan dia bener-bener gag nyangka kalau aku bakal menerimanya. Dia langsung meluk aku. Dia bilang bahagia
“ih malu tau, udah ah lepasin” kataku
“ouh, maaf ray, aku bener-benr bahagia’
“IYA, ya udah yang penting sekaran kita resmi pacaran, dan aku mohon sama kamu, kamu jangan buat aku kecewa ya”
“itu pasti ray”
Tiba-tiba dari belakang kami muncul Tri dan Arya
“cie, yang baru jadian, selamat ya” kata Arya dan Tri
“lo kalian kenapa ada disini” tanyaku
“udah gag penting, yang penting sekarang kalian harus traktir kami, sebagai tanda jadian kalian” “oke siapa takut, biar aku yang traktir” kata Ardi.Kami kemudian pergi kekantin,gag nyangka kalau akhirnya aku justru jadian dengan Ardi.
“gimana aku masuk kelas apa?” Tanya Ardi” kamu masuk kelas XI IPS 3” kataku
“hah yang bener aja” ardi kaget, dia langsung menerobos anak –anak yang sedang berkumpul melihat pengumuman itu, dia mencari kelas XI IPS 3 tapi tidak menemukan. Aku hanya senyum-senyum saja melihatnya
“mana Ray, gag ada kelas XI IPS 3” kata ardi meneriakiku
“hah masak sih, tadi ada, wah berati kamu gag dapat kelas Ar” kataku serius
“duh gimana donk” ardi terlihat panik, aku tak bisa menahan tawaku, melihat tingkah laku ARDI
“Eh kamu tuh, mau aja dibohongin, kamu masuk XI IPA, sama kayag aku” kataku kemudian menjelaskan Ardi, dan menariknya dari kerumunan anak-anak dari kelas X sampai kelas XII
“udah yuk, panas disini, mending kita kekantin” kataku .
Ardi masih terlihat bingung
“udah gag usah bingung, mending sekarang kita kekantin, kamu harus traktir aku”
Tapi sebelum aku pergi kekantin aku menuju kelas dulu, mencari TRI sedang Ardi mencari Arya tapi mereka tidak ada. Kemudian kami memutuskan untuk kekantin berdua aja. Ternyata dikantin aku bertemu dengan ARYA dan juga TRI sahabatku.
“hei udah dikantin aja nih, gag ngajak-ngajak” kataku
“ia nih, gag seru lo ARYA, kekantin gag ngajak-ngajak, udah sebagai gantinya kamu harus traktir kami” kata Ardi pada ARYA
“Tapi…” belum selesai arya selesai bicara sudah dipotong pembicaraannya oleh Ardi
“eh udah gag ada tapi-tapian” akhirnya arya hanya pasrah, yah dia emang sudah biasa menghadapi kami.
“ih Ardi tega banget sama Arya” kata tri kemudian
“eh kok belain sih, kalian tuh sama-sama salah, soalnya udah ninggalin kami” kataku pada Tri Tri hanya diam saja mendengar perkataanku.
“eh tapi tumben kalian kekantin bareng, diem-diem lagi”kataku kemudian setelah tersadar akan keanehan ini
“ah,,ehm,,,egag kok tadi kebetulan aja” jawab Tri, tapi agag gugup
“iya tadi kebetulan pas aku mau kekantin Tri juga mau kekantin, jadi barengan aja” kata Arya kemudian menambahkan
“yah what over lah, yang kalian harus traktir” kata Ardi menyambung.
Yah aku hanya diam saja, tapi aku jadi penasaran, karena gag biasanya tri dan Arya kekantin tanp aku dan Ardi, karena aku adalah sahabat Tri sedangkan Ardi adalah sahabat Arya. Dan aku sebenarnya aku agag sedikit jeolus dengan mereka. Tapi aku yakin Cepat atau lambat aku pasti tau
Setelah kejadian dikantin, aku melihat TRI ada perubahan sikap sediki, dia berubah menjadi sedikit jaim kalau dikelas apa lagi didepan Arya. Sebenarnya ada apa dengan mereka.
***
“eh ray aku pulang duluan yah, aku gag bisa ikut rapat OSIS, soalnya ada kepentingan mendadak” kata Tri ketika pulang sekolah
“oh iya, gag papa, tapi apaan emang” tanyaku pada Tri
“ini adek ku sakit, dan dirumah gag da siapa-siapa ortu ku lagi keluar kota” kata Tri
“oh ya deh, ati-ati aja ya, moga adek kamu cepet sembuh”
“iya makasih ya”
Kami kemudian berpisah didepan ruang sekertariatan OSIS, aku melihat didalam ruangan sudah ada rekan-rekan osis lainnya, aku langsung ikut mempersiapkan rapat, karena aku sekertaris OSIS, jadi aku berperan dalam jalannya acara rapat.
“oke teman-teman semuanya agenda rapat kita hari ini adalah persiapan menyambut bulan Romadhon, acara apa saja yang harus dilaksanakan, dan apa saja yang dibutuhkan” kataku memulai rapat ini. Rapat berjalan sekitar 1.5 jam. Kami membahas semua acara yang akan diadakan, dari melakukan acara buka bersama, sahur bersama, bakti sosial, pesantren kilat, drama islami, serta lomba-lomba dalam rangka mengisi bulan ramadhan.
Setelah selesai rapat aku siap-siap pulang sekolah, waktu sudah menunjukkan jam 3. Dan aku rasanya sudah capek.
“hai ya, kamu pulang sama siapa” Tanya Ardi
“oh, ardi, yah pulang sendiri, emang mau sama siapa lagi” jawabku
“mau aku anterin gag?”. Tanya Ardi
“serius mau anterin aku pulang?”.
“iya, soalnya kebetulan aku mau ke toko boku kan melewati rumah kamu”
“tapi aku bawa motor sendiri tadi” alasanku kemudian menolak
“ouh, yahgak papa. Motor kamu biar Andre yang bawa, kamu aku boncengin, soalnya kamu keliatannya capek banget, entar ada apa-apa lagi di jalan” kata Ardi. Aku tak bisa menolak ajakan Ardi, dia memang sahabatku yang paling baik. Tapi tiba-tiba aku teringat Arya. Cowok yang selama 3 tahun ini ada didalam hatiku. Sebisa mungkin aku ingin membuang perasaanku dengannya tapi tidak bisa. Dan seharian ini aku tak melihatnya, kecuali hanya dikelas, dirapat OSIS ini juga gag hadir.
“ayuk ra, naik malah ngelamun” ardi mengagetkanku
“oh iya, eh ardi, arya kok gag hadir rapat, kok dia gag ngomong-ngomong kalau gag hadir” tanyaku penasaran pada Ardi
“oh iya, aku lupa nyampeinnya, soalnya tadi konsen ke rapat, kata dia, dia ada perlu, aku juga gag tau apa, kelihatannya sih lagi buru-buru” kata Ardi.
“sori ya tadi aku lupa nyapein ke kamu” sambung ardi kemudian.
Aku hanya menganggug kecil. Apa ketidakhadiran Arya ada hubunganya dengan Tri. Apa sebenarnya mereka sedang janjian. Tapi aku kemudian membuang jauh-jauh perasaan itu.
“eh Ray, kamu kenapa sih, kok diem trus dari tadi” Ardi memecahkan lamunanku
“oh egag kok, aku lagi mikirin tentang acara-acara kita nanti” kataku berbohong
“ouh. Iya tenang aja semuanya pasti berjalan dengan lancar kok”
“amin” sahutku.
Kami melewati sebuah restoran mewah, pada saat itu, aku seperti melihat 2 sosok yang tidak asing lagi buatku. Aku melihat Tri dan Arya sedang makan berdua disana. Ku usap-usap mataku, setengah tak percaya. Tapi itu benar-benar mereka. Walau pun terlihat agag samar-samar tapi aku yakin jelas itu mereka. Karena aku melihat motor Arya dan mobil Tri terparkir disana.
“jadi benar mereka ada hubungan special” gumamku
“hah lo ngomong apa YA” kata Ardi
“eh, egag kok, itu em lo mau cari buku apa emang” kataku mengelak
“oh, ini aku mau cari novel, Tetralogi Laskar Pelangi”
“wah, keren tuh, entar aku pinjem ya” kataku pada Ardi
“iya tenang aja”.
“udah nyampe nih”kata ardi kemudian
“ouh iya, thanks ya ar and Andre udah bawain motor ku”
“iya sama-sama” sahut mereka. Lalu setelah pamitan mereka berdua meluncur ke toko buku
Sampai dirumah aku membanting badanku ke kasur, otak ku dan badanku terasa letih. Dan hatiku juga sedang kacau. Melihat Arya dan Tri bersama. Tak terasa air mataku mengalir. Cinta ku yang terpendam selama 3 thun belakangan ini, telah sia-sia sebuah penantian yang berujung derita. Dan mengapa harus sahabatku sendiri yang mendapatkan Arya. Jika orang lain mungkin aku bisa terima, entah apa yang akan terjadi besok.
Setelah itu aku mulai berubah menjadi murung. Aku jadi jarang berbicara, aku juga jarang dikelas. Karena ketika dikelas au melihat arya dan Tri maka hatiku akan sakit. Aku lebih senang menyendiri dibelakang kelas. Tri dan Arya tak tahu jika aku telah mengetahui hubungan mereka, mereka memang bisa menutupi pada teman-teman yang lain, tapi tidak denganku.
“ray, lo kenapa sih, sekarang jadi murung gitu, mana raya yang aku kenal dulu” ardi datang menghampiriku
Aku lalu cepat-cepat menghapus air mataku.
“ehm, egag kok gag papa” kataku
“lo nangis ya, ayo dong cerita sama aku ray”. Kata ardi sambil mengusap air mataku yang tak bisa aku tahan mengalir
“aku, aku kecewa di” kataku sambil terisak.
Ardi menarik kepalaku dan menyender dibahunya
“ya udah, lo sekarang kalau mau nangis- nangis aja jangan ditahan-tahan” kata ardi
Aku merasa nyaman dipundak ardi,
“makasih ya ar, kamu emang sahabat terbaikku”
Ardi diam. Pandangannya jauh menerawang kedepan. Ardi lalu mengajakku ke taman. Dia berusaha menghiburku, walau dia sebenarnya tak tahu dengan apa masalahku.
“aku memang gag tau, apa permasalahanmu, tapi aku gag mau lihat sahabatku yang paling baik ini menangis” kata ardi pada ku
“makasih ya ar, kamu emang baik banget” kataku
Sedang anak-anak dikelas ribut, karena aku dan ardi tiba-tiba menghilang setelah istirahat hingga bel akan pulang kami juga tidak muncul, hp ku sengaja aku matikan dan hp Ardi dia tinggal di tasnya. Untung saja hari ini tidak ada guru yang masuk, karena sedang diadakan rapat.
“kalau kamu butuh temen cerita, kamu bisa cerita sama aku” kata Ardi
Aku menarik nafas panjang. Lalu bercerita pada Ardi
“aku telah mencintai seseorang sejak aku duduk dikelas 2 SMP, hingga sekarang. Tpi aku tk pernah mengatakannya. Aku tk puny keberanian dan aku merasa bahwa aku tk pantas untuknya” aku berhenti sebentar dan ardi begitu sabar mendengar ceritaku
“hingga akhirnya kami lulus dan masuk dlam sma yang sama. Selama itu pula aku selalu mencintainya. Terkadang aku merasa sedih dan sakit ketika mendengarkan ceritanya tentang perempuan-perempuan yang kini menjadi kekasihnya. Seandainya dia tahu perasaanku selama ini, yang sangat tulus mencintainya”
Kataku panjang lebar
“jadi cowok yang kamu suka sekolah disini, dan artinya temen kita dong” kata Ardi.
“iya” kataku
“dan selama ini dia tak pernah mengetahui kalau aku mencintainya, sangat mencintainya. Tapi kini aku merasa bahwa penantianku dan tulusnya cintaku telah sia-sia dan tak ada artinya” kataku sambil menatap jauh kedepan dengan pandangan yang kosong
“sia-sia, maksud kamu dia tak menerima cintmu” kata Ardi
Aku menggelengkan kepalaku “lalu” ardi kemudian bertanya
“lebih dari itu. Cintaku bukan lagi tak terbalas, tapi hancur. Karena kini dia telah mencintai seseorang yang orang itu juga sangat dekat denganku”
Ardi menjadi semakin bingung
“memangnya siapa mereka”
“mereka adalah Arya dan Tri”
“what, jadi selama ini kamu suka sama Arya” ardi sangat kaget. Aku hanya menganggug
“sebenarnya yang buat aku aling sedih adalah, kenapa perempuan itu harus Tri, sahabatku sendiri. Dan selama ini tri tak pernah cerita. Kalau saja Tri cerita mungkin aku bisa lebih kuat”
“aku ngerti perasaanmu ray. Tapi kamu gag boleh sedih terus-terusan. Aku yakin ada orang lain, yang lebih saying sama kamu” kata Ardi menghiburku
“andaikan ada, mungkin aku belum bisa terima” kataku
“aku masih ingin sendiri dulu, aku belum siap untuk menerima hati yang lain” sambungku
Ardi diam. Dan entah berapa lama kami saling diam, sibuk dengan perasaan kami sendiri-sendiri. “yah kalau menurut kamu itu yang terbaik aku dukung” kata Ardi kemudian
“iya, makasih ya ar, udah mau denger ceritaku, tolong ya jangan kamu ceritakan dengan orng lain” kataku. Ardi hanya menganggug
“ya udah kita pulang yuk, udah jam 2 nih. Kata Ardi”
“aku belum pengen pulang ar, aku masih pengen disi, “kalau kamu mau pulang kamu pulang aja duluan gag papa kok” kata ku pada Ardi
“kalau kamu gagmau pulang, aku juga gag mau pulang, aku bakal temeni kamu disini, masak iya aku ninggali kamu sendirian disini” kata ardi sambil tersenyum
“makasih ya ar, kamu baik banget sama aku. Kenapa sih kamu baik banget sama kau”
Tanyaku pada Ardi
‘karena, karena aku, aku kan sahabat kamu ray, jadi wajar dong kalau ku baik sama kamu” jawab ardi.
Sore ini aku menghabiskan waktu bersama dengan ardi, aku ingin menenangkan fikiranku. Setelah jam 5 kami pulang. Tapi kami kekelas kami dulu ingin mengambil tas kami, dan setelah tiba depan kelas, kelas sudah terkunci rapat. Akhirnya ardi yang masuk kedalam lewat jendela. Karena ada satu jendela yang lupa penjaga kunci. Dia ambilkan tasku dan kemudian dia antarkan aku pulang
***
Setelah 2 minggu kejadian ditaman, Ardi tidak masuk sekolah. Saat aku telfon katanya dia lagi sakit jatuh dari motor. Aku telah berniat pulang sekolah ini berkunjung kerumahnya. Ketika aku akan keluar kelas, ada sms dari no baru.
“RAY, aku tunggu kamu di ruang sekertariat osis sekarang”
Aku penasaran lalu aku menuju ruang sekertariatan. Aku tak melihat siapa-siapa disana. Ah aku berkir bodoh sekali aku, mau percaya dengan sms gelap seperti itu, tapi ketika aku akan pergi meninggalkan ruang sekertariatan ada suara yang memanggilku dari dalam. Aku menoleh, aku tak melihat siapa-siapa kecuali, Arya. Sebenarnya dengan suasana hatiku yang sedang tak enak seperti ini, aku tak ingin bertemu dengan Arya, tapi aku tak mau dia curiga.
“arya, ngapain kamu disini, apa kamu yang sms aku tadi?”. Tanyaku
“iya, itu aku yang sms, kamu”. Arya berkata padaku
“emang ada apaan, kayagnya penting banget?” tanyaku
Arya kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Kemudian dia serahkan kepadaku. Ya Tuhan ini kan Buku Diary aku yang hilang 1 minggu yang lalu.
“kamu..!!!”aku kaget dan menatap ARYA
“aku nemuin nya di tempat parkiran motor” kata ARYA
“jadi kamu udah tau semuanya” tanyaku kemudian
Arya kemudian berdiri
“aku gag nyangka kalau kamu bisa memendam perasaan begitu lama, dan kenapa kamu tak pernah mencoba mengatakannya?” Tanya arya sambil menatapku.
Aku tak kuasa melihat tatapan Arya. Aku hanya menunduk
“aku…aku sadar kalau aku tak pantas buat mu arya, lagi pula setelah aku mempunyai keberanian untuk mengungkapkan padamu, kau telah menjadi milik Orang lain. Dan aku gag mau merusak hubungan mu dengan Tri” kataku tegar
“tapi bagaimana dengan perasaanmu sendiri?”.
“kamu gag usah pikirin perasaan aku, lagian gag penting juga. Dan sebaiknya kamu lupain aja semuanya anggap aja aku gag pernah punya perasaan ini, danaku juga akan melupakan semuanya, kamu gag usah kawatir” kataku sambil berdiri dan meninggalkan Arya masih berdiri terpaku
Aku kemudian pergi kerumah Ardi, aku lihat dia baik-baik saja.
“ah ardi, katanya sakit, kok baik-baik aja sih”
“em aku tadi emang sakit, tapi sekarang udah sembuh” alas an ardi
“di, tadi aku ketemuan sama Arya”
“hah, ngapain” Tanya ardi kaget
“ah biasa aj jangan kaget gitu, dia udah tau semuanya, sekarang aku lega, akhirna Arya bisa tau semuanya” aku berkata sambil tersenyum
“trus Arya gimana”
“yah aku minta dia untuk negelupain semuanya, dan gag usah inget-inget tentang ini.”
“tapi Arya tau dari mana?”
“dari buku diari ku, buku itu gag hilang tapi jatuh dan Arya yang nemuin”
“oh, baguslah” kata Ardi
***
Setelah itu aku berusaha sebisaku untuk melupakan Arya, dan usahaku berhasil. Hingga tak ada sedikitpun rasa ku pada ARYA lagi. Kami hanya menjalin persahabatan. Tapi aku justru merasa ada perubahan dengan Ardi. Dia tak seperti dulu. Hingga akhirnya aku menemukan jawabannya ketika aku pergi bermain kerumah Ardi.
“tante ardinya ada gag?” tanyaku pada mamanya Ardi
“akhir-akhir ini dia sering keluar tapi gag tau kemana, dia juga sering murung”
“lo emang kenapa tante?”
“sebenarnya tante gag boleh menceritakan ini sama kamu “ kata mamanya Ardi
“ada apa emang tante” kataku penasaran
“tante tau kalau kamu itu sahabatnya Ardi, tapi apa kamu selama menjadi sahabatnya Ardi kamu gag da perasaan sedikitpun?” kata mama Ardi sambil menatapku
“hah, maksud tante apa?” kataku kaget
“sebenarnya Ardi itu suka sama kamu, tante gag pernah melihatArdi suka sama orang seperti itu. Ardi itu termasuk orang yang susah untuk suka sama seseorang”
“apa, jadi..”
“iya, ardi suka sama kamu, tapi dia tau kalau kamu menyukai sahabtnya, Dia tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya sama kamu, karena menurut dia cinta tak harus memiliki” mamanya ardi berkata padaku
Aku tak bisa berkata apa-apa, aku bener-bener gag nyangka, kalau Ardi suka sama aku. Aku bingung, aku gag mau menyakiti sahabatku tapi aku juga belum siap untuk mengenal cinta lagi
“tante tau permasalahan kamu raya, tapi tante mohon, hanya kamu yang bisa buat Ardi tersenyum dan kembali seperti dulu, tante gag tega, melihat putra tante satu-satunya bersedih”
“iya tante, aku akan sebisa mungkin membuat Ardi kembali seperti dulu”. Kataku
Tiba-tiba dari pintu muncul Ardi. Dia kaget melihatku ada dirumahnya.
“Raya,kamu kok ada disini” Tanya Ardi
“ehm iya gag papa,aku pengen aja main, dan ngajak kamu jalan-jalan”kataku tersenyum
“jalan-jalan, tapi aku baru aja dari luar, masak mau jalan-jalan lagi”
“iya aku tau, tapi sekarang aku udah gag mau jalan-jalan, aku mau dirumah kamu aja, yuk main game” kataku kemudian sambil menarik tangan Ardi
Kami kemudian bermain game bersama, makan bersama, belajar bersama, dan nonton dvd faforit kami bersama, aku hanya ingin mengembalikan senyumnya. Setelah itu aku selalu meluangkan waktu ku bersama Ardi. Ardi menjadi bingung
“ray, kamu kenapa sih kok jadi begini sekarang, jadi baik banget sama aku”
“ehm, emang kenapa sih, kan aku sahabat kamu” kataku
“ouh Cuma sahabat nih, gag lebih” kata Ardi
“maksudnya” kataku. “egag kok, gag papa”.
***
Beberapa hari ini aku merasa ada yang aneh dengan diriku, aku selalu saja memikirkan ARDI. Apa mungkin jika aku mulai mencintai Ardi.
“Ray kamu kenapa sih, kok dari tadi diem aja” Ardi mengagetkanku
“ehm, egag kok, aku gag ngelamun, Ardi aku pengen Tanya sesuatu”
“Tanya apa”
“ehm kamu gag pengen punya pacar apa, yah maksud aku kau kan ganteng, baik cakep,pinter, masak gag da cewek yang suka sama kamu” kataku pada ARDI
“ehm, aku termasuk orang yang susah untuk suka sama orang Ray, dan ketika aku sudah mencintai seseorang, ternyata orang yang aku cintai udah suka sama orang lain”
“ouh, emang siapa perempuan itu, pasti special banget” kataku mencoba memancing Ardi
“yah dia memang special banget buat aku, aku paling gag bisa melihat dia menangis”
“lalu kenapa kamu gag coba tembak dia aja, siapa tau wanita itu udah suka sama kamu”
“gag mungkin ray, dia itu suka banget sama cowok lain”
“ih kamu dibilangin ngeyel, gag da yang gag mungkin tau” kataku jengkel juga. Aku memang berharap Ardi akan mengatakannya padaku perasaanya, tapi sepertinya semuanya hanya impian saja.
“ray, aku suka sama kamu” kata Ardi tiba-tiba, stelah kami beberapa lama saling diam. aku bener-bener spicles banget, Ardi langsung ngomong sekarang, aku tak menjawab hanya tersenyum
“ehm udahlah Ray, lupain omonganku tadi” tiba-tiba Ardi berdiri
“kenapa harus aku lupain, kamu gag mau tau jawan aku” kataku “aku juga suka sama kamu”sambungku kemudian.
Ardi kaget, senang dan dia bener-bener gag nyangka kalau aku bakal menerimanya. Dia langsung meluk aku. Dia bilang bahagia
“ih malu tau, udah ah lepasin” kataku
“ouh, maaf ray, aku bener-benr bahagia’
“IYA, ya udah yang penting sekaran kita resmi pacaran, dan aku mohon sama kamu, kamu jangan buat aku kecewa ya”
“itu pasti ray”
Tiba-tiba dari belakang kami muncul Tri dan Arya
“cie, yang baru jadian, selamat ya” kata Arya dan Tri
“lo kalian kenapa ada disini” tanyaku
“udah gag penting, yang penting sekarang kalian harus traktir kami, sebagai tanda jadian kalian” “oke siapa takut, biar aku yang traktir” kata Ardi.Kami kemudian pergi kekantin,gag nyangka kalau akhirnya aku justru jadian dengan Ardi.
DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2012/08/cerpen-cinta-remaja-cerita-cinta-anak.html#ixzz2D9SSuAC1
0 komentar:
Posting Komentar