Israel berniat untuk menjual sistem pertahanan anti-misil Iron Dome
ke Korea Selatan (Korsel). Seperti diketahui, sistem pertahanan misil
itu sudah menghancurkan serangan-serangan roket yan
g muncul dari Jalur Gaza.
Dalam perundingannya dengan Korsel, Kementerian pertahanan Israel
membeli empat kapal patroli dari Perusahaan Daewoo. Israel juga mengajak
Korsel untuk melakukan pembelian sistem pertahanan misil Iron Dome
milik Negeri Yahudi. Demikian, seperti diberitakan Chosun, Selasa
(20/11/2012).
Iron Dome diprediksi akan menjadi senjata andalan
bagi Korsel untuk menangkal serangan artileri dari Korea Utara (Korut).
Belakangan ini, Korut juga sempat mengancam akan meluncurkan misil
balistik ke Korsel dan Amerika Serikat (AS).
Sejauh ini media
Israel melaporkan, Pemerintah Korsel cukup kecewa ketika Industri
Kedirgantaraan Korea gagal untuk menjual jet T-50 ke Israel. Negeri
Yahudi itu akhirnya memutuskan untuk membeli jet buatan Italia, Alenia
Aermacchi.
Rencana pembelian jet T-50 sudah diutarakan oleh
Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pada Maret lalu. AS juga
sempat melaporkan bahwa Israel tampaknya membatalkan kesepakatan
pembelian jet tempur dari Italia. Meski demikian, Italia sudah membeli
perangkat mata-mata dari Israel.
Pada September lalu, Negeri
Ginseng itu pun membeli membeli peluncur roket dari Israel seharga USD43
juta atau sekira Rp368 miliar dari Israel untuk menghadapi Korut. Roket
milik Israel, 67 Spike NLOS ditempatkan didi Kepulauan Baengnyeong dan
Yeonpyeong.
Korsel akan Latihan Militer Dekat Wilayah Korut
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dilaporkan akan melakukan latihan minggu
ini di dekat perbatasannya dengan Korea Utara (Korut). Latihan militer
tersebut dilakukan untuk memperingati diserangnya Pulau Yeonpyeong oleh
militer Korut yang terjadi dua tahun yang lalu.
Pihak Angkatan
Laut Korsel menyatakan, akan mencoba beberapa skenario dalam latihan
militer tersebut, termasuk didalamnya skenario untuk mempertahankan
Pulau Yeonpyong dari serangan pihak Korut.
Pada tahun 2010
pihak korut meluncurkan serangan roket ke Pulau Yeonpyong yang terletak
dekat dengan wilayah perairan yang dipersengketakan oleh kedua negara
korea tersebut. Pihak Korut saat itu menyatakan melakukan serangan
akibat provokasi yang dilakukan oleh pihak Korsel terlebih dahulu.
Dalam serangan itu terdapat empat warga Korsel yang menjadi korban
jiwa. Dua korban jiwa berasal dari warga sipil sedangkan 2 lainnya
merupakan petugas angkatan laut Korsel.,
“Latihan tersebut
dilaksanakan untuk menunjukkan kemampuan militer Korsel untuk
menghancurkan Korut apabila negara tersebut kembali melakukan serangan
ke wilayah Korsel," ucap salah satu pejabat militer Korsel, seperti
dikutip Xinhua, Senin (19/11/2012).
Selama ini pihak Korut
tidak mengakui garis perbatasannya dengan Korsel di wilayah perairan
utara Semenanjung Korea. Korut menganggap garis perbatasan tersebut
dibuat secara sepihak oleh pihak Amerika Serikat dan Korsel. Garis
perbatasan itu sendiri dibuat setelah Perang Korea usai pada 1953,
ketika semenanjung Korea terbelah menjadi dua negara.
0 komentar:
Posting Komentar