Sabtu, 01 Desember 2012

Melawan Malaysia Tak Pernah Biasa

Tim Nasional Indonesia (ANTARA/Prasetyo Utomo)


Indonesia dan Malaysia akan bertemu lagi di pertandingan terakhir Grup B Piala AFF 2012, di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Sabtu (1/12) malam WIB. Indonesia bisa lolos ke semi final cukup dengan bermain seri. Tapi Malaysia wajib mengalahkan Indonesia supaya masuk semi final.

Pertemuan kedua tim selalu menegangkan dan seru. Faktor politik, budaya sampai bahasa selalu dibawa-bawa saat dua tim serumpun itu bertemu.

Dari catatan pertemuan yang dimuat di detiksport.com, Kamis (29/11), Tim Garuda dan Tim Harimau Malaya sudah bertemu sebanyak 65 kali. Untuk pertemuan di Piala AFF (dulu Piala Tiger), Indonesia sudah menang empat kali dari tujuh pertemuan sejak 1996 silam. Sedangkan Malaysia menang tiga kali.

Melawan Malaysia selalu tidak pernah mudah. Apalagi tim Malaysia di Piala AFF 2012 ini sudah terbentuk sejak tiga tahun lalu, plus status juara bertahan. Anak asuh Rajagopal memiliki kelebihan di sektor sayap yang cepat dan piawai memberikan umpan-umpan silang. Pemain lapangan tengah Malaysia juga jago memberikan umpan terobosan yang menyulitkan lawannya.

Lihat bagaimana Malaysia membantai Laos 4-1 pada Rabu (28/11). Di babak kedua, Safee Sali dkk bisa menjebol gawang Laos sebanyak tiga kali hanya dalam tempo 13 menit!

Dan kali ini laga digelar di kandang lawan dan pendukung tuan rumah pasti akan meneror Irfan Bachdim dkk.

Nil Maizar tentu sudah mengantongi kekuatan dan kelemahan Malaysia. Pelatih 42 tahun asal Padang itu pasti juga sudah mengevaluasi kelemahan timnya setelah melawan Singapura.

Nil, meski namanya tidak setenar Rahmad Darmawan, Benny Dollo atau Alfred Riedl, tetaplah pelatih yang pintar. Lihat bagaimana ia menyimpan Andik dan Bepe saat melawan Singapura. Keduanya lalu dimasukkan di babak kedua dan membawa perubahan drastis untuk permainan Indonesia. Nil juga memerintahkan para beknya bermain lebih disiplin, meski mereka masih beberapa kali melakukan pelanggaran dekat kotak penalti Indonesia.

Untuk posisi kiper, Nil selayaknya tetap memainkan Wahyu Tri Nugroho, yang aslinya adalah kiper kedua. Meski Endra Prasetya sudah bisa dimainkan melawan Malaysia, Wahyu bermain gemilang saat melawan Singapura. Ia tercatat tiga kali melakukan penyelamatan bagus yang berpotensi menjadi gol untuk Singapura.

Meski tidak bertubuh tinggi, reflek dan penempatan posisi Wahyu cukup baik di bawah mistar gawang.

Pekerjaan rumah bagi Nil ada di barisan pertahanan. Bek kanan Raphael Maitimo bisa dibilang adalah pemain bertahan yang bermain cukup bagus di dua laga awal. Tapi tiga bek lainnya-Wahyu Wijiastanto, Fachrudin dan Novan Setyo-masih harus meningkatkan kedisiplinan dan ketenangannya saat bermain.

Bek jangkung Wahyu Wijiastanto dipastikan absen karena menerima kartu kuning saat melawan Singapura. Nil pun akan memilih antara Nopendi atau Valentino Telaubun untuk posisi bek tengah. Sekali lagi, para bek harus disiplin dan tenang saat berada dalam tekanan Malaysia.

Komposisi lini tengah Indonesia sebaiknya dilakukan perubahan kecil. Posisi sayap kanan, yang sebelumnya ditempati Elie Aiboy, bisa diisi oleh Irfan Bachdim. Irfan memang seorang penyerang, tapi lihat bagaimana ia bermain saat melawan Singapura. Sangat rajin dan penuh semangat.

Dengan kecepatan dan kemampuannya yang bagus, Irfan bisa dimanfaatkan untuk melepaskan umpan-umpan silang terukur jika Nil mau menempatkannya di sayap kanan. Irfan juga bisa menahan kecepatan dan mobilitas sayap kiri Malaysia.

Duet gelandang tengah sebaiknya tetap dipercayakan kepada Taufik dan Vendry Mofu. Keduanya benar-benar berfungsi sebagai penyeimbang permainan. Apalagi Taufik yang bermain taktis. Ia difungsikan sebagai gelandang bertahan yang membantu para bek menahan dan memotong serangan lawan. Tapi Taufik beberapa kali melakukan akselerasi bagus ke pertahanan Singapura. Gaya seperti ini bisa membuat kejutan bagi lawan.

Taufik pun sebaiknya diposisikan jangan terlalu jauh dari para bek.

Vendry Mofu harus mengubah caranya bermain. Ia mesti lebih tenang melepaskan umpan ke rekan dan tembakan ke gawang lawan. Dengan staminanya yang kuat, Vendry bisa merusak alur permainan Malaysia sejak di zona pertahanan mereka.

Okto biarkan tetap di sayap kiri. Kecepatan dan kengototannya saat bermain bisa mengganggu permainan Harimau Malaya. Meski pemain 22 tahun asal Papua itu lemah dalam melepaskan umpan silang atau keberanian menembak ke gawang lawan.

Yang menarik ialah posisi penyerang. Saya ingin melihat bagaimana Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy diduetkan. Elie diposisikan sebagai penyerang lubang dan Bepe adalah penyerang target.

Meski sudah 33 tahun, Elie memiliki kemampuan bagus dalam mengolah dan menggiring bola. Elie juga tak jelek-jelek amat untuk urusan memberikan umpan terobosan. Pemain Semen Padang itu  juga bisa menjadi pengalih perhatian bek Malaysia dengan aksi-aksi individunya.

Sedangkan Bepe, tak perlu lagi diragukan kualitasnya. Meski sudah tak terlalu cepat, pengalaman bermain dan kelihaian Bepe di kotak penalti menjadi kelebihannya.

Lalu biarkan Andik Vermansyah menjadi cadangan. Bagi saya, Andik lebih cocok dipasang di babak kedua untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Kecepatan dan tendangan-tendangan keras Andik pasti membuat pemain Malaysia kewalahan.

Satu lagi yang tidak boleh dilupakan oleh para pemain Indonesia ialah mental pantang menyerah dan bermain penuh semangat. Melawan Malaysia bukan cuma pertarungan di lapangan hijau, tapi juga adu psikologis antar pemain.

Jangan sampai pemain Indonesia terbawa drama pemain dan penonton Malaysia di Stadion Bukit Jalil.

0 komentar:

Posting Komentar