Sabtu, 01 Desember 2012

Petisi Tolak Jalan Tol Akan Disampaikan Kepada Jokowi

Pada dasarnya tidak ada argumen mendasar bertahan mendukung jalan tol dalam kota. Penolakan datang dari berbagai pihak, antara lain melalui petisi "Batalkan Pembangunan 6 Jalan Tol" yang ditayangkan oleh penggagasnya, Firdaus Cahyadi, di change.org.

Namun, tetap belum ada keputusan tegas dan tersurat dari Gubernur Joko Widodo, meskipun berkali-kali beliau telah menyatakan tidak setuju. Nampaknya perundingan masih berlangsung.

Karena itu para pembuat dan pendukung petisi, dipimpin oleh Firdaus Cahyadi, berencana akan menyampaikan cetakan dari Petisi tersebut ke Balaikota pada hari Senin, 26 November 2012, jam 07:45. Warga Jakarta diundang untuk menunjukkan dukungan. Bisa langsung bertemu di halaman Balaikota pukul 07:45 atau berangkat bersama dari Jalan Sabang No. 16 pukul 07:30.

Mengapa para pembuat petisi ini begitu berketetapan hati?

Sebenarnya pendirian mereka sama dengan apa yang sudah sering disampaikan oleh Gubernur: kota ini, dan kota besar lain di seluruh Indonesia, sangat memerlukan angkutan umum segera. (lihat juga blog Semua Kota Besar Makin Macet)

Jalan tol, dan banyak fasilitas lain untuk mobil pribadi, akan menghambat pencapaian cita-cita tersebut. Selain itu, sudah jelas semua pengalaman dan teori perkotaan menyimpulkan bahwa jalan tol dalam kota bukan lah solusi untuk masalah macet. Sebab, jalan tol meningkatkan ketergantungan pada mobil. Pertumbuhan ekonomi yang tergantung pada mobil, yang berarti juga peningkatan konsumsi BBM bersubsidi, akan makin melemahkan daya saing kota-kota dan negara.

Pasti tidak mudah bagi Gubernur menolak rencana ini. Meskipun didasarkan pada paradigma kuno yang sudah diketahui salah mendasar, rencana pembangunan tetap didukung berbagai pihak industri. Ini ujian, bukan hanya untuk Jokowi, tapi juga bagi kita semua, Jakarta.

Semoga kita semua mempunyai cukup kemampuan untuk membayangkan keburukan yang akan terjadi bila jalan tol dalam kota tetap dibangun, dan membayangkan juga kebaikan apabila cita-cita angkutan umum terpenuhi. Kita juga perlu: kehendak yang kuat! Dan itu perlu ditunjukkan kepada pada pemimpin kita! Ini saat-saat yang menentukan, bersamaan dengan harapan baru yang dibawa oleh Joko Widodo dan Basuki T. Purnomo.

0 komentar:

Posting Komentar