3 HARI UNTUK SELAMANYA
Karya Tika Komaliya
Syita tersenyum melihat kotak music yang ada dimeja kerja kamarnya, dia membuka kotak music itu dan terdengar music yang indah dari dalamnya yang membuatnya teringat akan kejadian 10 tahun yang lalu saat dia masih berusia 15 tahun.
***
“Kamu kenapa?” tanya Syita kepada Dirta yang baru datang dengan wajah yang sedikit murung dimata Syita.
“nggak kenapa-napa kok” jawab Dirta yang terlihat jelas menyembunyikan sesuatu.
“ya udah kalau nggak mau kasih tahu” kata-kata Syita terdengar sedikit kesal. Dirta yang slalu menghibur Syita agar Syita tidak kesal dan sedih untuk pertama kalinya bersikap acuh pada Syita yang diam karna sedikit marah. Syita memang seorang gadis yang sedikit manja dan pemarah namun karna Dirta seseorang yang penyabar, mereka bisa berteman dengan akrab. Lagipula Dirta menyukai Syita walaupun dia harus ekstra bersabar dengan sikap dan sifat Syita, hanya saja Dirta belum pernah mengatakan perasaannya pada Syita, Syita pernah berkata padanya kalau Syita ingin pacaran kalau sudah berusia 20 tahun. Jadi, Dirta tidak ingin mengatakannya dulu untuk saat ini.
***
“Kamu kenapa?” tanya Syita kepada Dirta yang baru datang dengan wajah yang sedikit murung dimata Syita.
“nggak kenapa-napa kok” jawab Dirta yang terlihat jelas menyembunyikan sesuatu.
“ya udah kalau nggak mau kasih tahu” kata-kata Syita terdengar sedikit kesal. Dirta yang slalu menghibur Syita agar Syita tidak kesal dan sedih untuk pertama kalinya bersikap acuh pada Syita yang diam karna sedikit marah. Syita memang seorang gadis yang sedikit manja dan pemarah namun karna Dirta seseorang yang penyabar, mereka bisa berteman dengan akrab. Lagipula Dirta menyukai Syita walaupun dia harus ekstra bersabar dengan sikap dan sifat Syita, hanya saja Dirta belum pernah mengatakan perasaannya pada Syita, Syita pernah berkata padanya kalau Syita ingin pacaran kalau sudah berusia 20 tahun. Jadi, Dirta tidak ingin mengatakannya dulu untuk saat ini.
Syita baru saja selesai menonton film kesukaannya saat Ibu bilang kalau Dirta datang untuk bermain bersamanya. Dengan cepat Syita keluar untuk menemui Dirta yang dilihatnya masih berwajah murung dari tadi pagi saat dia bertanya pada Dirta disekolah.
“kamu mau jalan-jalan?” tanya Dirta pada Syita yang ada didepannya
“mau. Aku juga baru mau kerumahmu tadi” jawab Syita yang setuju dengan ajakan Dirta “mau kemana?” tanya Syita sambil mengambil sepeda kesayangannya dari garasi.
“kemana aja, aku mau keliling sebelum pergi” jawab Dirta.
“pergi? Pergi kemana?” tanya Syita lagi. Tapi Dirta tak menjawab dan mulai mengayuh sepedanya sedangkan Syita hanya diam dan mengikuti Dirta dari belakang. Tepat dibawah pohon didekat sungai yang berada cukup jauh dari rumah mereka Dirta berhenti dan turun dari sepedanya, begitupun Syita yang mengikutinya tadi.
“Syita, kamu mau nggak jadi pacarku?” tanya Dirta tiba-tiba pada Syita
Seketika Syita kaget lalu berkata “nggak lucu tahu.” Jawab Syita yang menganggap Dirta bercanda dengannya.
“aku serius. 3 hari saja” kata Dirta dengan wajah yang serius
“apa? Serius? 3 hari? Maksudnya?” pertanyaan Syita berturut-turut kepada Dirta membuat Dirta diam untuk beberapa saat.
“Ayahku pindah kerja ke Malaysia, kami sekeluarga juga harus pindah bahkan besok ayahku sudah mengurus kepindahan sekolahku dan mungkin selasa nanti kami berangkat. Aku udah lama suka sama kamu tapi aku nggak tahu apa kita akan bertemu lagi saat kamu berusia 20 tahun nanti, makanya aku ngomong ini sekarang sama kamu. Apa kamu mau?” tanya Dirta setelah menjelaskan semua yang terjadi.Tapi Syita hanya diam dan langsung pergi dengan berlari dan meninggalkan sepedanya, Dirta membiarkannya pergi dan terus memandangi Syita yang berlari menjauh dan semakin menjauh darinya.
Dirta yang sendiri masih duduk dipinggir sungai setelah Syita pergi 2 jam yang lalu dan tak lama Syita kembali
“kasih aku waktu untuk berfikir” kata Syita dan kembali pergi dengan membawa sepadanya pulang.
Dirta masih duduk disana sendiri sampai 7 menit kemudian dia pulang.
Malamnya Syita datang kerumah Dirta dan berkata kalau dia mau menjadi pacarnya Dirta sebelum Dirta pergi ke Malaysia. Wajah Dirta yang dari tadi pagi murung kini tersenyum dan gembira.
Besoknya pagi-pagi Dirta sudah menjemput Syita untuk pergi kesekolah bersama. Syita keluar dari rumahnya dengan tersenyum pada Dirta dan merekapun pergi kesekolah dengan motor yang dibawa Dirta.
Saat mereka pulang mereka mampir dulu ketoko buku yang ada didekat sekolahnya, mereka mencari novel yang sama dan membelinya lalu pulang.
Sesampainya dirumah Dirta diajak ayahnya untuk pergi menemani ayahnya kesuatu tempat untuk mengurus kepindahannya. Dirta tidak bisa menolak, padahal dia ingin pergi jalan-jalan bersama Syita.
***
Jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi terasa sangat cerah bagi Dirta. Hari minggu yang cerah itu ingin dia lewati bersama pacarnya.
Syita dan Dirta bermain sepeda ditepi sungai yang menjadi tempat Dirta mengatakan perasaannya pada Syita 2 hari lalu. Mereka mengobrol dibawah pohon sambil memakan ice cream kesukaan mereka
“kamu mau foto?” tanya Dirta pada Syita
“untuk kenang-kenangan?” jawab Syita dengan pertanyaan
“kalau kamu kangen aku kan bisa lihat fotoku.” Kata Dirta ke-PD-an sambil tersenyum
“PD abis nih orang. Tapi boleh juga” kata Syita. Mereka berfoto dengan HP Syita. Setelah berfoto Syita ingin mengirim foto-foto itu ke HP Dirta namun Dirta menolaknya
“sini HP kamu, aku kirim foto-foto ini ke HP-mu” kata Syita
“tidak usah. Aku tidak mau melihat foto orang jelek di-HP ku” jawab Dirta sambil bercanda pada Syita
“memangnya kamu ganteng?” kata Syita dengan nada kesal “aku cantik gini dibilang jelek. Perlu pakai kacamata tuh” sambungnya
“memang aku ganteng. Aku lebih ganteng dari kamu, iyakan?” kata Dirta
“ya iyalah. Aku kan cantik bukan ganteng” jawab Syita
“kalau kamu memang jelek” kata Dirta lagi sambil tertawa.
Hari itu berlalu dengan cepat bagi mereka terutama bagi Dirta. Hari seninnya menjadi hari ketiga mereka pacaran. Disekolah Dirta sudah mulai tidak masuk lagi sehingga Syita merasa kesepian walau ada Dira dan Restu yang menemaninya. Begitu pulang dan makan Syita langsung kerumah Dirta tapi, adiknya bilang kalau Dirta sedang pergi dengan ayahnya untuk membeli tiket pesawat. Syitapun pulang dan menunggu Dirta dirumah namun, seharian Dirta tidak datang kerumahnya dan tidak ada kabar.
Besoknya sekitar pukul 3 sore Syita pergi ke bandara bersama Restu dan Dira untuk mengantar Dirta.
“Syita, makasih ya karna kamu udah mau jadi temen aku selama 3 tahun dan sudah menjadi pacarku selama 3 hari. Maaf kalau aku sering jahil sama kamu” kata-kata Dirta benar-benar sebagai kata perpisahan bagi Syita
“temen 3 tahun? Kita akan jadi temen selamanya. Walau kamu disana kamu nggak boleh lupain aku dan tetep harus kasih kabar setidaknya seminggu sekali kamu harus nelpon aku” kata Syita
“aku nggak janji” jawab Dirta singkat
“maksudnya?” tanya Syita tidak mengerti dengan kata-kata Dirta “kamu mau benar-benar pergi dari aku?” sambungnya. Dirta hanya tersenyum dan mengeluarkan sebuah kado dari dalam tasnya
“ini untuk kamu” katanya sambil memberikan kado itu pada Syita. Syita mengucapkan terima kasih dan selamat jalan. Tak lama Dirta pergi.
Syita masih berdiri ditempat tadi sambil melihat Dirta yang pergi menjauh dan semakin menjauh memasuki area penerbangan dan akhirnya pergi. Syitapun pulang bersama Restu dan Dira.
Malamnya Syita mengambil kado yang diberikan Dirta dan membukanya. Begitu indah bagi Syita saat dia melihat sebuah kotak music dengan music yang indah saat dibuka. Lalu Syita mengambil dan mulai membaca novel yang dia beli bersama Dirta dihari pertamanya pacaran.
Seminggu kemudian Syita melihat HP-nya berbunyi. Dilihatnya nama Dirta tertulis memanggil dilayar HP-nya, dengan cepat Syita menjawab telpon itu
“hallo, Dirta?” katanya dengan senang “kamu apa kabar?” sambungnya
“hallo kak, ini Della” terdengar suara Della adiknya Dirta yang berbunyi menjawab kata-kata Syita
“Della? Kamu apa kabar? Kak Dirta mana?” tanya Syita
“kabar aku dan yang lainnya baik kak. Tapi kak Dirta…” kata-kata Della terputus “kak Dirta udah meninggal kak” sambungnya
“apa? Kamu jangan bercanda Della” kata Syita tidak percaya
“kami ke Malaysia karna kak Dirta sakit dan harus dioperasi disini. Operasinya berhasil tapi 2 hari setelah operasi kak Dirta meninggal kak” kata Della menjelaskan. Syita kaget dan menutup telponnya.
***
Air mata Syita mengalir saat mengingat kejadian 10 tahun lalu itu. Kejadian yang tak pernah bisa dia lupakan, bahkan dia dan Dirta tidak pernah mengatakan kata ‘putus’ dengan hubungan mereka sebagai pacar, dan saat tahu tentang Dirta yang sebenarnya, Syita menyadari kalau kepindahan kerja ayahnya hanyalah sebuah alasan dan Syita menyadari kenapa Dirta menolak saat Syita ingin mengirim foto mereka ke HP Dirta waktu itu, bahkan dia tahu dari Della kalau Dirta diajak ayahnya keRS untuk mengurus surat kepindahan RS setelah membeli tiket sehingga Dirta tidak ada kabar seharian.
Syita menutup kotak music yang dia dengar lalu menghapus air matanya, ditaruhnya kotak music itu didekat sebuah novel dan didekat foto yang dia bingkai diatas meja kerjanya, fotonya bersama Dirta dibawah pohon tepi sungai 10 tahun lalu.
“Syita, Hariz datang” suara Ibu yang terdengar memanggil Syita karna kedatangan Haris pacarnya yang baru jadian setelah 9 tahun kepergian Dirta. Syita tidak pernah menganggap dirinya putus dengan Dirta, dia slalu menjalani hari-harinya dengan kenangan 3 hari bersama Dirta dan menjalani hidupnya dengan orang-orang baru dalam hidupnya. Seperti Hariz yang dia anggap sebagai seseorang yang dikirim Dirta untuknya.
___Selesai___
“kamu mau jalan-jalan?” tanya Dirta pada Syita yang ada didepannya
“mau. Aku juga baru mau kerumahmu tadi” jawab Syita yang setuju dengan ajakan Dirta “mau kemana?” tanya Syita sambil mengambil sepeda kesayangannya dari garasi.
“kemana aja, aku mau keliling sebelum pergi” jawab Dirta.
“pergi? Pergi kemana?” tanya Syita lagi. Tapi Dirta tak menjawab dan mulai mengayuh sepedanya sedangkan Syita hanya diam dan mengikuti Dirta dari belakang. Tepat dibawah pohon didekat sungai yang berada cukup jauh dari rumah mereka Dirta berhenti dan turun dari sepedanya, begitupun Syita yang mengikutinya tadi.
“Syita, kamu mau nggak jadi pacarku?” tanya Dirta tiba-tiba pada Syita
Seketika Syita kaget lalu berkata “nggak lucu tahu.” Jawab Syita yang menganggap Dirta bercanda dengannya.
“aku serius. 3 hari saja” kata Dirta dengan wajah yang serius
“apa? Serius? 3 hari? Maksudnya?” pertanyaan Syita berturut-turut kepada Dirta membuat Dirta diam untuk beberapa saat.
“Ayahku pindah kerja ke Malaysia, kami sekeluarga juga harus pindah bahkan besok ayahku sudah mengurus kepindahan sekolahku dan mungkin selasa nanti kami berangkat. Aku udah lama suka sama kamu tapi aku nggak tahu apa kita akan bertemu lagi saat kamu berusia 20 tahun nanti, makanya aku ngomong ini sekarang sama kamu. Apa kamu mau?” tanya Dirta setelah menjelaskan semua yang terjadi.Tapi Syita hanya diam dan langsung pergi dengan berlari dan meninggalkan sepedanya, Dirta membiarkannya pergi dan terus memandangi Syita yang berlari menjauh dan semakin menjauh darinya.
Dirta yang sendiri masih duduk dipinggir sungai setelah Syita pergi 2 jam yang lalu dan tak lama Syita kembali
“kasih aku waktu untuk berfikir” kata Syita dan kembali pergi dengan membawa sepadanya pulang.
Dirta masih duduk disana sendiri sampai 7 menit kemudian dia pulang.
Malamnya Syita datang kerumah Dirta dan berkata kalau dia mau menjadi pacarnya Dirta sebelum Dirta pergi ke Malaysia. Wajah Dirta yang dari tadi pagi murung kini tersenyum dan gembira.
Besoknya pagi-pagi Dirta sudah menjemput Syita untuk pergi kesekolah bersama. Syita keluar dari rumahnya dengan tersenyum pada Dirta dan merekapun pergi kesekolah dengan motor yang dibawa Dirta.
Saat mereka pulang mereka mampir dulu ketoko buku yang ada didekat sekolahnya, mereka mencari novel yang sama dan membelinya lalu pulang.
Sesampainya dirumah Dirta diajak ayahnya untuk pergi menemani ayahnya kesuatu tempat untuk mengurus kepindahannya. Dirta tidak bisa menolak, padahal dia ingin pergi jalan-jalan bersama Syita.
***
Jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi terasa sangat cerah bagi Dirta. Hari minggu yang cerah itu ingin dia lewati bersama pacarnya.
Syita dan Dirta bermain sepeda ditepi sungai yang menjadi tempat Dirta mengatakan perasaannya pada Syita 2 hari lalu. Mereka mengobrol dibawah pohon sambil memakan ice cream kesukaan mereka
“kamu mau foto?” tanya Dirta pada Syita
“untuk kenang-kenangan?” jawab Syita dengan pertanyaan
“kalau kamu kangen aku kan bisa lihat fotoku.” Kata Dirta ke-PD-an sambil tersenyum
“PD abis nih orang. Tapi boleh juga” kata Syita. Mereka berfoto dengan HP Syita. Setelah berfoto Syita ingin mengirim foto-foto itu ke HP Dirta namun Dirta menolaknya
“sini HP kamu, aku kirim foto-foto ini ke HP-mu” kata Syita
“tidak usah. Aku tidak mau melihat foto orang jelek di-HP ku” jawab Dirta sambil bercanda pada Syita
“memangnya kamu ganteng?” kata Syita dengan nada kesal “aku cantik gini dibilang jelek. Perlu pakai kacamata tuh” sambungnya
“memang aku ganteng. Aku lebih ganteng dari kamu, iyakan?” kata Dirta
“ya iyalah. Aku kan cantik bukan ganteng” jawab Syita
“kalau kamu memang jelek” kata Dirta lagi sambil tertawa.
Hari itu berlalu dengan cepat bagi mereka terutama bagi Dirta. Hari seninnya menjadi hari ketiga mereka pacaran. Disekolah Dirta sudah mulai tidak masuk lagi sehingga Syita merasa kesepian walau ada Dira dan Restu yang menemaninya. Begitu pulang dan makan Syita langsung kerumah Dirta tapi, adiknya bilang kalau Dirta sedang pergi dengan ayahnya untuk membeli tiket pesawat. Syitapun pulang dan menunggu Dirta dirumah namun, seharian Dirta tidak datang kerumahnya dan tidak ada kabar.
Besoknya sekitar pukul 3 sore Syita pergi ke bandara bersama Restu dan Dira untuk mengantar Dirta.
“Syita, makasih ya karna kamu udah mau jadi temen aku selama 3 tahun dan sudah menjadi pacarku selama 3 hari. Maaf kalau aku sering jahil sama kamu” kata-kata Dirta benar-benar sebagai kata perpisahan bagi Syita
“temen 3 tahun? Kita akan jadi temen selamanya. Walau kamu disana kamu nggak boleh lupain aku dan tetep harus kasih kabar setidaknya seminggu sekali kamu harus nelpon aku” kata Syita
“aku nggak janji” jawab Dirta singkat
“maksudnya?” tanya Syita tidak mengerti dengan kata-kata Dirta “kamu mau benar-benar pergi dari aku?” sambungnya. Dirta hanya tersenyum dan mengeluarkan sebuah kado dari dalam tasnya
“ini untuk kamu” katanya sambil memberikan kado itu pada Syita. Syita mengucapkan terima kasih dan selamat jalan. Tak lama Dirta pergi.
Syita masih berdiri ditempat tadi sambil melihat Dirta yang pergi menjauh dan semakin menjauh memasuki area penerbangan dan akhirnya pergi. Syitapun pulang bersama Restu dan Dira.
Malamnya Syita mengambil kado yang diberikan Dirta dan membukanya. Begitu indah bagi Syita saat dia melihat sebuah kotak music dengan music yang indah saat dibuka. Lalu Syita mengambil dan mulai membaca novel yang dia beli bersama Dirta dihari pertamanya pacaran.
Seminggu kemudian Syita melihat HP-nya berbunyi. Dilihatnya nama Dirta tertulis memanggil dilayar HP-nya, dengan cepat Syita menjawab telpon itu
“hallo, Dirta?” katanya dengan senang “kamu apa kabar?” sambungnya
“hallo kak, ini Della” terdengar suara Della adiknya Dirta yang berbunyi menjawab kata-kata Syita
“Della? Kamu apa kabar? Kak Dirta mana?” tanya Syita
“kabar aku dan yang lainnya baik kak. Tapi kak Dirta…” kata-kata Della terputus “kak Dirta udah meninggal kak” sambungnya
“apa? Kamu jangan bercanda Della” kata Syita tidak percaya
“kami ke Malaysia karna kak Dirta sakit dan harus dioperasi disini. Operasinya berhasil tapi 2 hari setelah operasi kak Dirta meninggal kak” kata Della menjelaskan. Syita kaget dan menutup telponnya.
***
Air mata Syita mengalir saat mengingat kejadian 10 tahun lalu itu. Kejadian yang tak pernah bisa dia lupakan, bahkan dia dan Dirta tidak pernah mengatakan kata ‘putus’ dengan hubungan mereka sebagai pacar, dan saat tahu tentang Dirta yang sebenarnya, Syita menyadari kalau kepindahan kerja ayahnya hanyalah sebuah alasan dan Syita menyadari kenapa Dirta menolak saat Syita ingin mengirim foto mereka ke HP Dirta waktu itu, bahkan dia tahu dari Della kalau Dirta diajak ayahnya keRS untuk mengurus surat kepindahan RS setelah membeli tiket sehingga Dirta tidak ada kabar seharian.
Syita menutup kotak music yang dia dengar lalu menghapus air matanya, ditaruhnya kotak music itu didekat sebuah novel dan didekat foto yang dia bingkai diatas meja kerjanya, fotonya bersama Dirta dibawah pohon tepi sungai 10 tahun lalu.
“Syita, Hariz datang” suara Ibu yang terdengar memanggil Syita karna kedatangan Haris pacarnya yang baru jadian setelah 9 tahun kepergian Dirta. Syita tidak pernah menganggap dirinya putus dengan Dirta, dia slalu menjalani hari-harinya dengan kenangan 3 hari bersama Dirta dan menjalani hidupnya dengan orang-orang baru dalam hidupnya. Seperti Hariz yang dia anggap sebagai seseorang yang dikirim Dirta untuknya.
___Selesai___
DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2012/11/3-hari-untuk-selamanya-cerpen-remaja.html#ixzz2D9T3eb9p
0 komentar:
Posting Komentar